Header Ads

"NGABUBURIT" Tradisi Unik Masyarakat Indonesia

(Ilustrasi www.pixabay.com)
Indonesia adalah Negara Muslim terbesar di Dunia, dengan ke anekaragaman budaya dan kultur yang ada di dalam nya, memberikan warna yang beragam di kehidupan masyarakat. “Ngabuburit” adalah istilah kata yang sering kita ucapkan ketika Bulan Suci Ramadhan. Banyak kegiatan yang di lakukan oleh masyarakat baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa bahkan lansia. Istilah ini begitu popular di telinga kita saat bulan Suci Ramadhan bahkan jika kita melakukan survey terhadap istilah ngabuburit ini maka bukan tidak mungkin akan mendapatkan rating tertinggi.

So guys…. 
Apa itu “Ngabuburit” ?
Tentu sangat di sayangkan jika kita mengucapkan sesuatu tetapi tidak tahu apa itu artinya. Hehe

            “Ngabuburit” berasal dari Bahasa Sunda, Jawa Barat. Salah satu suku yang besar dan berkembang dengan berbagai kebudayaan nya di Indonesia. Arti Kata Ngabuburit itu sendiri terbentuk kata kerja “Nga” berarti melakukan kegiatan dan “Burit” yang berarti sore/menjelang  adzan magrib maka tersusun lah istilah “Ngabuburit” yang jika di artikan secara istilah yaitu melakukan kegiatan di sore hari atau menjelang azan magrib berkumandang.

Istilah ini awalnya hanya berlaku di kalangan masyarakat suku Sunda di Jawa Barat, namun karena perkembangan Zaman dan pertukaran informasi sangat cepat baik dari media suara, cetak maupun digital dan berbagai penayangan televisi yang menggunakan istilah ini maka secara tidak langsung istilah “Ngabuburit”  ini menjadi familiar di telinga Masyarakat tidak hanya di Jawa Barat atau Pulau Jawa saja tetapi Masyarakat Indonesia secara keseluruhan telah mengenal istilah ini.

            Hal unik yang dilakukan pada saat ngabuburit itu biasa di isi dengan jalan-jalan sore di sekitar kampung, bermain di lapangan desa, dan yang tidak kalah popular adalah  berbelanja makanan atau minuman untuk berbuka puasa. Ini menjadikan Bulan Suci Ramadhan menjadi lebih meriah dan berwarna ketimbang bulan-bulan lainnya. Fenomena ini menuntut para penjual makanan dan minuman “Dadakan”  yang menjajakan dagangan nya di pinggir jalan, di halaman rumah atau di taman-taman tempat orang-orang menghabiskan waktu menanti adzan Magrib.

Penjual minuman untuk berbuka puasa biasa nya lebih dominan dari pada penjual makanan, memanfaatkan momen Bulan Suci Ramadhan ini mereka menjajakan dagangan nya. 


Penulis : Deri Ramdhani

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.